Mengapa Kita Perlu Proteksi ?


Apakah kita pernah berfikir tentang 5 hal yang tidak dapat kita hindari: Terkena Penyakit Kritis, mengalami kecelakaan, Terkena Cacat, Meninggal, dan Hari Tua

1. Apakah kita kebal dari resiko diatas?
2. Apakah kita dapat memprediksikan kejadian yang kita hindari?
3. Apakah kita boleh memilih mengenai resiko yang akan terjadi?
4. Apabila resiko terjadi sudah ada dana berapakah kita?
5. Ketika resiko terjadi apakah kita akan menggunakan tabungan kita atau tabungan proteksi kita?
Apabila kita sudah memikirkannya, berarti kita masih setengah peduli. Tetapi apabila kita sudah merencanakannya, maka kita memang benar-benar peduli. Berikut ini saya share tulisan dari blognya Ibu Yeni Hesnuwidi mengenai mengapa kita perlu memproteksi?

Mengapa Kita Perlu Proteksi ?

Dalam kehidupan ini kita akan dihadapkan kepada risiko-risiko yang berada di luar kendali kita. Berikut adalah contoh bagaimana mengelola atau mengendalikan risiko tersebut.

1. Menghindari Risiko

Kita dapat menghindari risiko dengan cara menghilangkan atau menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dapat menyebabkan risiko.

2. Mengendalikan Risiko

Kita dapat mengendalikan risiko dengan dengan cara mengantisipasi penyebab maupun akibat dari suatu risiko.

3. Menerima Risiko

Yang dimaksud dengan menerima risiko adalah tidak melakukan aksi apapun untuk mengurangi penyebab maupun dampak dari suatu risiko.

4. Mengalihkan Risiko


Kita dapat mengalihkan risiko dengan cara mentransfer segala akibat yang timbul dari risiko tersebut ke pihak lain (dalam hal ini dapat juga disebut sebagai proteksi asuransi).

Sudahkah Kita Memiliki Proteksi ?

Ada beberapa hal yang perlu dipahami terlebih dahulu.

1. Asuransi dijual bukan berarti yang membeli harus meninggal, tetapi yang ditinggal harus tetap hidup

Konsep ini sangat penting artinya karena persepsi yang salah dalam masyarakat Indonesia. Kita semua setuju bahwa jiwa manusia tidak dapat dinilai dengan uang. Tetapi kita juga setuju bahwa jiwa manusia tersebut memiliki nilai ekonomis.

Contoh : Seorang ayah yang juga sebagai kepala keluarga dan tulang punggung keluarga, apakah jiwanya dapat dinilai dengan uang? Jawabannya adalah TIDAK. Tapi apakah sang ayah tersebut memiliki nilai ekonomis bagi keluarganya?

Jawabannya adalah YA. Bagaimana keadaan keluarganya apabila sang ayah terdiagnosis Kondisi Kritis ? Apakah ekonomi keluarganya berada dalam masalah? Tentu saja keluarganya sayang terhadap sang ayah dan ingin berjuang melawan cobaan tersebut. Dan itu membutuhkan biaya yang besar.

2. Belilah asuransi jiwa sebelum Anda membutuhkan, karena pada saat Anda membutuhkannya, asuransi jiwa sudah tidak membutuhkan Anda lagi.

Pergunakanlah 5 (lima) hal sebelum datangnya 5 (lima) perkara : muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, dan hidup sebelum mati.

3. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok.

Siapa yang tahu apa yang akan terjadi besok? Tidak seorangpun tahu. Kita hanya dapat memprediksi. Apakah kita tahu besok akan sakit flu atau sakit kepala?

Contoh : Tuan A memiliki mobil. hampir setiap mobil memiliki roda cadangan sebagai perlengkapan standar. Apakah Tuan A tahu tanggal berapa roda cadangannya tersebut akan dipakai ?

Sumber gambar : http://www.al-ikhwan.net/

1 comment:

  1. Setuju sekali... semoga rakyat Indonesia semakin peduli pada dirinya sehingga mengupayakan tuk memiliki asuransi.Mengingat usia yang semakin tua dan kejadian seringkali di luar kemampuan kita mendorong kita wajib mengeluarkan biaya untuk menutupi semua itu.

    Usaha adalah bagian daripada ibadah

    Salam,
    Yusi

    www.perkembangananak.com

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...