Embrio Asuransi Syariah - Sejarah Perlindungan Insan Dalam Islam



Definisi AttaÂ’min Dari Segi Bahasa


Dalam bahasa Arab, Asuransi disebut AttaÂ’min ( التأمين ) yang berasal dari kata ( أمن ) yang memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman dan bebas dari rasa takut, sebagaimana firman Allah SWT :
‘Dialah Allah yang mengamankan mereka dari ketakutan.’
Dari kata ( أمن ) diatas yang merupakan kata dasar ( التأمين ), muncul kata-kata lain yang secara artinya memiliki kemiripan, yaitu :
  1. ( الأَمَنَةُ مِنَ الْخَوْفِ ) aman dari rasa takut. 
  2. ( الأَمَانَةُ ضِدُّ الْخِيَانَةِ ) amanah lawan kata dari khianat.
  3. ( اْلإِيْمَانُ ضِدُّ الْكُفْرِ ) iman lawan dari kekufuran. 
  4. ( إِعْطَاءُ اْلأَمَنَةَ/ اْلأَمْنَ ) memberi rasa aman.
Arti yang terakhir yang paling dekat untuk menerjemahkan istilah attaÂ’min, yaitu : MentaÂ’minkan sesuatu, artinya seseorang membayar/ menyerahkan uang cicilan agar ia atau ahli warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakati, atau untuk mendapatkan ganti terhadap hartanya yang hilang.

Asuransi Syariah (TaÂ’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/ pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/ atau tabarruÂ’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.
(Menurut Dewan Syariah Nasional MUI, dalam Fatwa DSN No. 21/ DSN-MUI/IX/2001)

Mencari Alternatif Asuransi Islami

Pada hakekatnya manusia merupakan keluarga besar kemanusiaan. Untuk dapat meraih kehidupan bersama, manusia harus saling tolong menolong dan saling menanggung antara yang satu dengan yang lain.
Sistem At-Takaful, yaitu saling menanggung antara sesama manusia, merupakan dasar pijakan bagi kegiatan manusia bagi kegiatan menusia sebagai makhluk sosial.

Dengan dasar pijakan ‘takaful’ dalam berasuransi, akan terwujud hubungan yang Islami diantara para pesertanya yang bersepakat untuk menanggung bersama atas risiko yang diakibatkan musibah, seperti kebakaran atau lainnya.

Semangat bertakaful menekankan pada kepentingan bersama atas dasar rasa persaudaraan diantara para peserta. Sifat mengutamakan kepertingan pribadi atau dorongan mendapatkan keuntungan semata-mata, dihilangkan seminimal mungkin dalam asuransi syariah.
Berasuransi Syariah Mengamalkan Hadits Ukhuwah

Dalam sebuah riwayat digambarkan:

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رواه مسلم)

“Dari Nu’man bin Basyir ra, Rasulullah SAW bersabda, Perumpamaan persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang diantara mereka adalah seumpama satu tubuh. Bilamana salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka akan dirasakan oleh bagian tubuh yang lainnya, seperti ketika tidak bisa tidur atau ketika demam.” (HR. Muslim)

Hadits ini menggambarkan tentang adanya saling tolong menolong dalam masyarakat Islami. Dimana digambarkan keadaannya seperti satu tubuh; jika ada satu anggota masyarakat yang sakit, maka yang lain ikut merasakannya. Minimal dengan menjenguknya, atau bahkan memberikan bantuan. Dan terkadang bantuan yang diterima, jumlahnya melebihi biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan. Sehingga terjadilah surplus, yang minimal dapat mengurangi beban penderitaan orang yang terkena musibah. Hadits ini menjadi dasar filosofi tegaknya sistem Asuransi Syariah.

Rikza Maulan Lc MA
Sekretaris Dewan Pengawas Syariah

Tips Memilih Produk Asuransi Secara Bijak


 
  1. Memahami diri pemegang atau pembeli asuransi

    Pemegang atau pembeli asuransi harus tahu benar dan jelas mengenai kebutuhan asuransi. Pilih sesuai kebutuhan harus menjadi prioritas.

  2. Mencari asuransi yang diinginkan dan ditawarkan perusahaan asuransi

    Perusahaan asuransi banyak menawarkan produknya dan sangat bervariasi. Pembeli harus membaca dengan teliti produk asuransi yang ditawarkan tersebut. Bila perlu pembeli bisa berkonsultasi dengan teman atau ahli asuransi.
  3. Memperhitungkan kemampuan atas asuransi yang akan dibeli

    Bila pembeli ingin hanya asuransi, premi tersebut merupakan biaya, bukan investasi. Tahun berikutnya pembeli harus membayar premi lagi. Jangan memaksakan diri kalau tidak mampu untuk asuransi tersebut.
  4. Mencocokan produk asuransi dengan kemampuan dana

    Ini merupakan proses mengambil keputusan untuk memilih produk asuransi yang akan dibeli. Lebih baik bila produk asuransi yang diinginkan ada beberapa, dan ditawarkan oleh beberapa perusahaan, sehingga pembeli memiliki pilihan.
  5. Membahas isian produk asuransi dari perusahan asuransi terpilih seusai kemampuan dana

    Pembahasan ini penting karena brosur yang diberikan untuk dibaca sering kali diabaikan dan pembeli kurang teliti. Brosur dan informasi agen asuransi sebaiknya didiskusikan dengan pihak yang mengerti hukum supaya pilihan lebih terjamin.
  6. Memilih perusahaan asuransi

    Pembeli harus hati-hati agar tidak salah pilih. Pembeli harus mengetahui riwayat perusahaan. Status kepemilikan perusahaan kadang menjadi faktor pemilihan, tetapi bukan faktor utama.
  7. Menandatangani perjanjian asuransi

    Tahap ini perlu diperhatikan secara saksama apakah isi perjanjian sesuai dengan     keinginan pembeli.


Kompas, Kamis, 25 Oktober 2007
ADLER HAYMANS MANURUNG
Praktisi Keuangan

Resiko apa saja yang dapat diasuransikan


Tidak semua risiko yang dihadapi manusia dapat diasuransikan. ada syarat atau elemen yang harus ada di dalam suatu risiko agar dapat diasuransikan atau dialihkan kepada perusahaan asuransi melalui proses Perjanjian Asuransi.
 
  1. Risiko tersebut harus bersifat homogen atau ada dalam jumlah ang cukup banyak (Homogeneous Similarly).Contoh: Bangunan yang terancam kebakaran, jumlahnya cukup banyak, begitujuga mobil yang terancam bahaya kecelakaan atau pencurian. Lukisan asli Monalisa, sulit diasuransikan karena jumlahnya hanya 1 (satu) sehingga padanan untuk menjadi tolok ukur nilai/harganya tidak ada. 
  2. Bentuk risikonya harus Risiko Mumi (Pure Risk). 
  3. Selain berbentuk risiko murni, juga harus merupakan risiko khusus atau Particular. 
  4. Kerugian atau kerusakan yang diakibatkannya terjadi dari suatu peristiwa yang bersifat kebetulan (Fortuitous) dan merupakan suatu hal yang bisa terjadi, bisa juga tidak terjadi. 
  5. Risikonya bukan suatu hal yang bertentangan dengan kebijaksanaan umum atau kebijaksanaan Pemerintah (Not Against Public Policy). Misal : Risiko terkena denda tilang karena melanggar peraturan lalu lintas, tidak dapat diasuransikan. 
  6. Obyek risiko dan dampak kerugian yang mungkin timbul, harus dapat diukur atau dinilai dengan uang (Financial Value). 
  7. Mereka yang akan mengalihkan risiko tersebut kepada perusahaan asuransi atau akan mengasuransikan, harus mempunyai Insurable Interest atau kepentingan yang melekat pada obyek pertanggungan asuransi atau obyek risiko yang sah dilindungi hukum. 
  8. Atas pengalihan risiko tersebut haras dapat ditetapkan jumlah premi asuransi yang wajar (Reasonable Premium).

Dengan mengetahui gambaran tentang risiko termasuk mengetahui Perils dan Hazards, akan lebih mudah mengetahui dan mempelajari asuransi.

Risiko akan selalu dihadapi manusia, siapa saja, dimana saja dan kapan saja, manusia yang menghadapi risiko dapat mengalihkan risiko-risiko yang memenuhi syarat kepada perusahaan asuransi dengan membeli proteksi asuransi. Dengan demikian istilah “Risk is the very center of Insurance and the very center of life” mengandung kebenaran aktual.

sumber : 19 Januari 2010 by media.asuransi

Perusahaan Asuransi Pemenang Insurance Award 2011



Media Asuransi kembali menyelenggarakan acara pemberian penghargaan kepada perusahaan asuransi terbaik 'Insurance Award 2011'. Penghargaan ini sudah digelar semenjak tahun 2007.

Dalam acara yang kelima ini, ada 26 perusahaan yang masuk kategori Best Insurance pada tahun ini.  Dari jumlah itu ada 12 perusahaan asuransi umum, 11 perusahaan  asuransi jiwa, dan empat perusahaan reasuransi.

Penilaian berdasarkan kinerja keuangan yang dibukukan oleh perusahaan asuransi pada tahun 2010. Berbeda dengan tahun lalu, pada tahun ini Media Asuransi hanya memberikan penghargaan untuk perusahaan asuransi yang masuk kategori Best Insurance.

"Acara ini untuk meningkatkan kualitas perusahaan asuransi dan reasuransi. Kami mengucapkan selamat kepada perusahaan asuransi dan reasuransi yang mendapat penghargaan dalam insurance award 2011," kata Ketua Dewan Juri Insurance Award 2011, Nanan Ginanjar di Jakarta, Selasa, 14 Juni 2011.

Perusahaan asuransi umum yang menyabet predikat best insurance kali ini adalah PT Asuransi Adira Dinamika, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Lippo General Insurance Tbk, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, PT Asuransi Umum Videi, PT Asuransi Artarindo, dan PT LIG Insurance Indonesia.

Sebelas perusahaan asuransi jiwa yang memperoleh predikat Best Insurance Award 2011 adalah PT Asuransi Jiwa Sinarmas, PT Prudential Life Assurance, PT Asuransi Allianz Life Indonesia, PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, PT AXA Mandiri Financial Servises, PT Commonwealth Life, PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha, PT AXA Financial Indonesia, PT BNI Life Insurance, PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, dan PT Heksa Eka Life Insurance.

Sementara itu, tiga perusahaan reasuransi yang mendapat predikat best reinsurance adalah PT Tugu Reasuransi Indonesia, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk, dan PT Reasuransi Internasional Indonesia.

Malam Penganugerahan Insurance Award 2011 oleh Media Asuransi digelar di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa, 14 Juni 2011, dengan dewan juri Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Firdaus Djaelani, Ketua Umum Asosiasi Broker Asuransi dan Reasuransi Indonesia (ABAI) Nanan Ginanjar, Direktur Utama PT Jamsostek (Persero) Hotbonar Sinaga, EVP PT Tugu Pratama Indonesia Edison Idrus, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Kornelius Simanjuntak, Mantan Direktur Utama PT Jasa Raharja Darwin Noor, dan Ketua Umum Asosiasi Penilai Kerugian Asuransi Indonesia (APKAI) Budi S Maharesi.

Daftar Pemenang Asuransi Terbaik 2011 (Best Insurance 2011) berdasarkan kinerja keuangan tahun 2010:

Best Life Insurance 2011 (Kelompok Ekuitas Kurang dari Rp100 miliar)
1    PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri
2    PT Heksa Eka Life Insurance

Best General Insurance 2011 (Kelompok Ekuitas Kurang dari Rp100 miliar)
1    PT Asuransi Umum Videi
2    PT Asuransi Artarindo
3    PT LIG Insurance Indonesia

Best Life Insurance 2011 (Kelompok Ekuitas Rp100-250 miliar)
1    PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha
2    PT AXA Financial Indonesia
3    PT BNI Life Insurance

Best General Insurance 2011 (Kelompok Ekuitas Rp100-250 miliar)
1    PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.
2    PT Asuransi Raksa Pratikara
3    PT Asuransi Dayin Mitra Tbk.

Best Life Insurance 2011 (Kelompok Ekuitas Rp250-750 miliar)
1    PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia
2    PT AXA Mandiri Financial Services
3    PT Commonwealth Life

Best General Insurance 2011 (Kelompok Ekuitas Rp250-750 miliar)
1    PT Lippo General Insurance Tbk.
2    PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk.
3    PT Asuransi Jaya Proteksi

Best Life Insurance 2011 (Kelompok Ekuitas Rp 750 Miliar ke Atas)
1    PT Asuransi Jiwa Sinarmas
2    PT Prudential Life Assurance
3    PT Asuransi Allianz Life Indonesia

Best General Insurance 2011 (Kelompok Ekuitas Rp 750 Miliar ke Atas)
1    PT Asuransi Adira Dinamika
2    PT Asuransi Sinar Mas
3    PT Asuransi Astra Buana

Best ReInsurance 2011
1    PT Tugu Reasuransi Indonesia
2    PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.
3    PT Reasuransi Internasional Indonesia

Sumber : Vivanews Selasa, 14 Juni 2011

APA ITU PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA?


Tulisan ini mengutip dari link facebook Ibu Rina Dewi Lina, seorang Perencana Keuangan.


Bagi Anda yang sudah berkeluarga, tentunya sebagian besar sudah melakukan perencanaan keuangan (PK) keluarga . Seperti yang pernah saya dengar jawaban dari seorang teman, ketika dia mengetahui profesi saya sebagai perencana keuangan (PK_, dia langsung nyeletuk, “ah istriku sudah melakukan PK dari sejak kami menikah”. Lalu mengapa masih banyak orang kesulitan keuangan setiap bulannya, besar pasak dari pada tiang, terjerat hutang, bahkan tidak memiliki dana untuk berobat. 

Kesulitan lainnya ketika  anak-anaknya akan memasuki sekolah, sering kali orang tua tidak mempunyai dana yang cukup dan mengambil jalan pintas dengan meminjam uang. Mengapa masih banyak sekali di Negara kita tercinta ini, orang yang pensiun mengalami ‘post power syndrome” karena hilangnya kekuasaan, dan terutama karena penghasilannya menurun drastis atau tidak mempunyai penghasilan sama sekali, dan kehidupan masa pensiunnya mengandalkan pemberian dari anak-anak. Sedangkan bagi bujangan yang sudah bekerja, masih sangat banyak yang sering kekurangan uang setiap bulannya. Walaupun memiliki penghasilan yang baik dan belum mempunyai tanggung jawab terhadap istri dan anak.

Semua ini dikarenakan setiap orang ataupun keluarga, sudah atau belum melakukan PK yang tepat dan melakukan PK ala sendiri. Masih melakukan PK tanpa membuat skala prioritas, tanpa melihat kondisi keuangan saat ini  tanpa memperhitungkan inflasi, bahkan tanpa tujuan yang jelas. 

Sebagai contoh : biaya sekolah masuk Perguruan Tinggi (PT) saat ini Rp. 30.000.000,-, 18 tahun lagi dengan asumsi inflasi sebesar 10% atau kenaikan setiiap tahunnya 10%, biaya masuk PT adalah Rp. 165.000.000,-. Jika kenaikan setiap tahunnya 15% maka biaya masuk akan menjadi Rp. 317.000.000,-. Dengan cara biasa maka harus menabung sebesar Rp. 770.000,- atau Rp. 1.700.000,-. Sedangkan dengan melakukan PK yang terarah dan menggunakan investasi yang tepat, setiap bulan yang harus disisihkan adalah Rp. 80.000,- atau Rp. 176.000,-. Perlu pengetahuan lebih banyak untuk jenis-jenis paper asset yang dapat membantu kita mencapai tujuan keuangan secara maksimal.

Ini baru saja satu tujuan keuangan dalam sebuah keluarga, bagaimana dengan tujuan lainnya? Dana pensiun, dana kesehatan, dana liburan, dana ibadah, membeli rumah, membeli mobil, membeli Villa atau asset lainnya. Yang membedakan melakukan PK ala sendiri, dengan PK yang dilakukan oleh Perencana Keuangan karena bila melakukannya sendiri, biasanya tidak menentukan tujuannya secara spesifik dan tidak melakukannnya secara terencana dengan menggunakan instrument investasi yang lebih tepat

Agar lebih terarah, mari kita melihat langkah-langkah awal dalam melakukan PK sebuah keluarga, menikah ataupun belum menikah. 

Langkah-langkah  yang harus dipenuhi adalah
  1. Basic needs (Kebutuhan dasar). Sandang pangan, dana pendidikan, termasuk biaya transportasi dalam konteks seseorang yang produktif, atau menghasilkan sejumlah uang dalam sebuah periode. Dalam era masa kini, dana pendidikan menjadi kebutuhan dasar. Pada langkah pertama ini, kita wajib membuat catatan penerimaan dan pengeluaran 
  2. Risk Management ( mengelola resiko). Bagaimana melindungi asset dan menlindungi Nilai Ekonomi seseorang dari berbagai resiko sakit, ataupun karena kondisi lain, seperti bencana alam, kebakaran maupun kecelakaan. Dalam hal ini saat ini yang bisa membantu dalam PK adalah asuransi.
  3. Paper Asset ( aset kertas), kedengarannya agak janggal ditelinga dengan istilah aset kertas. Tetapi inilah yang sebenarnya dapat membantu kita dalam mengumpulkan aset sedikit-demi sedikit. Perencanaan dana pensiun lebih banyak menggunakan cara ini dan merupakan kendaraan kita dalam mencapai tujuan keuangan. Aset kertas adalah tabungan, deposito, obligasi, reksadana, saham, asuransi. 
  4. Hard Asset (property), Nah inilah yang sering menjadi tujuan utama sebuah keluarga tanpa mempertimbangkan poin 2 dan 3, sehingga seringkali tujuan ini menjadi boomerang dari pada sebuah keluarga, karena tidak direncanakan dengan baik dan akhirnya terjerat hutang.
  5. Estate Planning. Tentang harta waris, pajak, dan perencanaan pensiun.

Melakukan perencanaan keuangan memerlukan pengetahuan lebih banyak. Mengikuti seminar dan kelas tambahan sangatlah penting. Perencana keuangan (Financial Planner) mengejar ilmu sampai kenegeri orang. Beberapa tahun terakhir ini di Indonesia, khususnya di Jakarta telah lahir pendidikan perencanaan keuangan, dan saat ini pendidikan tersebut telah hadir di kota Anda. RDL consulting penyelenggara kelas Registered Financial Planner, Workshop Perencanaan Keuangan

Tulisan Di Medan Bisnis 3 Mei 2010
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...